Zaman
sekarang, pacaran sudah menjadi trend
hidup kaum muda, tanpa pacar rasanya begitu galau, suntuk dan sebagainya.
Padahal sebaliknya, tanpa pacarpun kita sudah bisa hidup nyaman dan aman, malah
dengan pacar kita sudah merasa ha-hal yang gak karuan. Banyak kasus yang
terjadi didunia pacaran, ada yang cantik bisa jadi jelek, dan sebaliknya, yang
bodoh jadi pintar dan sebaliknya dan masih banyak kasus-kasus besar lainnya.
Semua itu terjadi karena CINTA katanya. Apa benar kita mendapatkan cinta lewat
jalur pacaran?. Kata orang-orang sih, cinta itu tidak didapatkan oleh orang-orang
yang masih berjalan diatas jembatan pacaran tapi, cinta itu didapatkan oleh
orang-orang yang telah menang dan mampu mengikat hatinya lewat jalur pernikahan.
Sebenarnya,
apa sih manfaat pacaran itu sendiri?, jawabannyapun bervariasi, tapi saya pribadi
mengatakan bahwa pacaran itu sebenarnya tidak ada manfaat yang lebih menonjol,
hanya saja pacaran itu dilakukan sebagai pengisi waktu luang saja, ini merupakan
jawaban orang-orang yang menganggap bahwa pacaran itu biasa-biasa saja. Namun,
tidak jarang juga orang yang pacaran itu ingin mengenal pasangannya lebih jauh,
artinya ingin menjalin hubungan yang serius lewat media pacaran. Namun, dalam
hal ini pula tidak sedikit kasus yang terjadi bahwa ketika kita pacaran, yang sering
ditonjolkan pada pasangan kita hanyalah sifat-sifar baik, dan sifat-sifat buruk
disengajakan untuk dilipat. Padahal itu merupakan sifat dimana sifat itu akan
muncul disaat kita tengah hidup bersama nanti, hal itu dilakukan karena memang
kita ingin terlihat sempurna dihadapan pasangan kita, alasannya hanya itu kok
sebenarnya. Bukankah itu sangat terlihat munafik???. Pacaran itu sebenarnya
lebih asyik ketika kita sudah menikah karena disini ada tantangan yang
benar-benar seru disaat kita mengenal orang yang kita suka ketika orang itu
sudah menjadi milik kita selamanya. Ketika kita sudah saling memahami dan
mengetahui sifat masing-masing maka, obat mujarabnya adalah saling menghargai satu
sama lain. Ini terlihat lebih polos dibandingkan kita mengenal sifat pasangan
kita lewat pacaran yang hanya menonjolkan sikap baiknya saja dan ternyata
ketika manjadi pasangan hidup, sifat buruknyapun ditampakan, sehingga inipun
tidak jarang membuat kaget pasangan kita masing-masing.
Saya
pikir, laki-laki yang baik adalah bukan laki-laki yang mengajak orang yang
disukainya untuk pacaran, tapi laki-laki yang baik adalah laki-laki yang
mengajak orang yang disukainya itu menikah. Artinya disini bahwa keseriusan
seorang lelaki telah terlihat tanpa kita harus menanyakan banyak hal lagi
terkait masalah dia suka atau tidak pada pasangannya. Keberanian seorang lelaki
dalam hal itu merupakan kunci terbesar bagi seorang wanita untuk mempercayai
ketulusan cintanya. Apakah ini terlihat lebih asyik bukan?. Tidak punya pacar
itu sebenarnya lebih asyik, dan bebas. Dengan pacaran, belum tentu kita menemukan teman hidup yang setia, bukan
berarti pacaran itu dilarang. Pacaran itu bisa-bisa saja semasih kita dan
pasangan kita sama-sama bisa saling menghargai dan mejaga diri, dan tidak
keluar dari koridor agama dan norma yang berlaku dimasyarakat sekitar.
Belajarlah
untuk miliki satu hati, dan satu cinta. Manfaatkan cinta masa remaja untuk orang tua, keluarga, teman, dan orang-orang
disekitar kita. Ketika kita telah menemukan teman hidup nantinya, mustahil kita
mampu memberikan cinta itu pada mereka lagi karena cinta kita hanya satu yaitu
untuk teman hidup kita dunia akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar