Selasa, 17 Januari 2012

APRESIASI PUISI


 
a.      Hakikat Puisi
Secara Etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani yaitu Pocima artinya “membuat” atau Poesis artinya “pembuatan”. Dan dalam bahasa Inggris yaitu Poem atau Poetry yang artinya “membuat” atau “pembuatan” karena lewat puisi seseorang telah menciptakan dunia sendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah.
Puisi merupakan ungkapan berdasarkan imajinasi, ungkapan berdasarkan perasaan dan pengalaman, ungkapan dalam bentuk problem, ungkapan berdasarkan ekspresi, ungkapan melalui media bahasa yang indah, ungkapan dengan simbol, ungkapan dalam bentuk tulisan, suatu karya yang mempunyai nilai budaya, dan yang terakhir adalah puisi merupakan kemahadayaan bahasa.
Jadi, bisa diartikan bahwa puisi ialah suatu perasaan yang diimajinasikan oleh manusia yang tercermin dari sebuah pengalaman hidup dan diekspresikan dalam bentuk tulisan dengan menggunakan media bahasa yang indah (kemahadayaan bahasa) yang mengandung simbol dan nilai budaya yang luhur.
Puisi merupakan bentuk kesusasteraan yang terikat oleh banyaknya baris atau bait-bait, banyaknya suku kata dalam tiap baris, dan sajak/rima bunyi akhir kata dalam baris. Tak dapat dipungkiri bahwa puisi benar-benar merupakan suatu jenis intensitifikasi pemakaian bahasa dalam sastra sehingga semua pengalaman dan kepuasan literer yang diperoleh pembacan pada dasarnya adalah pengalaman verbal atau kebahasaan. Semua elemen dalam puisi diatur jauh lebih berhati-hati, atau formal dan jauh lebih dikonsentrasikan, karena puisi hadir dari pengalaman kemudian direnungkan, diimajinasikan lalu dimediakan melalui bahasa yang indah penuh makna.
Pengajaran apresiasi puisi, menurut Dwigh L. Burton (dalam Ahmadi, Muksin:1990), dapat dipandang sebagai sentral karena tiga alasan berikut:
-          Puisi dapat memberikan kenyamanan  yang mendalam, dapat menambah suatu kekayaan, kenikmatan dalam bahasa, dapat membuat kita tebih responsive terhadap dunia verbal dalam kehidupan.
-          Pembacaan puisi yang akrab memberikan kepada kita semacam control verbal dan semantik sehingga memelihara bahasa tetap hidup dan vital.
-          Puisi memperluas kawasan persepsi, memperdalam dan membeningkan kepekaan emosional dan kemampuan.

b.      Jenis-jenis Puisi
Menurut zamannya puisi dapat dibagi menjadi tiga al:
1.      Puisi Lama
Puisi lama ialah puisi yang lahir sebelum masa penjajahan Belanda, sehingga belum tampak adanya pengaruh kebudayaan Barat. Sifat masyarakat lama yang statis dan objektif, melahirkan bentuk puisi yang statis pula dan terikat pada aturan tertentu. Puisi lama terdiri dari:
a.      Mantra adalah kata-kata yang mengadung hikmat atau kekuatan ghaib.

b.      Bidal/Peribahasa, Peribahasa terdiri dari:
-          Pepatah merupakan kiasan yang dinyatakan dengan kalimat. Yang dikiaskan biasanya ialah sesuatu tentang keadaan atau kelakuan seseorang. Misalnya: hemat pangkal kaya.
-          Ungkapan merupakan kiasan tentang keadaan atau kelakuan seseorang dinyatakan dengan sepatah kata yang merupakan bagian kalimat. Misalnya: orang itu tangan kanannya presiden (orang kepercayaan)
-          Perumpamaan merupakan kalimat yang mengungkapkan keadaan atau kelakuan seseorang dengan mengambil perbandingan dari alam sekitarnya. Misalnya: bagai pungguk merindukan bulan
-          Tamsil/Ibarat, dapat juga disebut sebagai perumpamaan. Namun diiringi dengan bagian-bagian kalimat yang menjelaskan. Misalnnya: bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau.
-          Pameo merupakan  kata-kata atau slogan yang menjadi populer karena sering diucapkan kembali, yang sifatnya mengandung dorongan semangat atau ejekan. Misalnya: sekali merdeka tetap merdeka

c.       Pantun
Syarat-syarat pantun sebagai berikut:
-          Terdiri atas empat baris.
-          Tiap-tiap baris terdiri delapan sampai 10 suku kata.
-          Dua baris yang pertama disebut “sampiran” dan dua baris berikutnya disebut “isi” pantun.
-          Pantun memerlukan rima akhir, maksudnya bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga. Dan Bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat.
Contoh:
Kalau ada sumur diladang (a)
Boleh kita menumpang mandi (b)
Kalau ada umurku panjang (a)
Boleh kita berjumpa lagi (b)

Menurut isinya, pantun dapat dibedakan dalam lima jenis pantun yang diantaranya adalah sebagai berikut:
a.      Pantun anak-anak
Contoh:            
Naik delman kereta kuda
Pergi berlibur di hari minggu
Selagi kamu masih muda
Berlomba-lomba mencari ilmu



b.      Pantun orang muda
Contoh:
      Jika pandai meniti buih
      Selamat badan keseberang
      Jika tuan menaruh kasih
      Boleh tuan dating bertandang

c.       Pantun orang tua
Contoh:
      Bunga bakung di tepi kali
      Sungguh indah dan menawan
      Buat apa berilmu tinggi
      Bila tidak di amalkan

d.      Pantun jenaka
Contoh:
Sungguh enak buah durian
Durian jatuh menimpa kaki
Banyak orang merasa heran
Ada nenek pakai rok mini

e.       Pantun teka teki
Contoh:
Janganlah kamu suka menangis
Bikin orang tua jadi susah
Dalam sejarah sudah ditulis
Gajah apa yang berani sumpah
Menurut bentuknya pantun dibedakan menjadi empat jenis al:
-          Pantun biasa
-          Pantun berkait
-          Talibun
-          Pantun kilat

d.      Syair,  merupakan sajak puisi,  kata syair berasal dari kata “syu’ur” yang berarti perasaan.

e.       Gurindam kalimat berirama
Contoh:
Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu kelak tersesat

2.      Puisi Baru
Puisi baru merupakan puisi yang muncul pada masa penjajahan Belanda, sehingga pada puisi ini tampak adanya pengaruh dari kebudayaan eropa. Menurut bentuknya dapat dibagi menjadi:
-          Distikhon (sajak dua seuntai)
-          Tersina (sajak tiga seuntai)
-          Quantrin (sajak empat seuntai)
-          Quin (sajak lima seuntai)
-          Sextet (sajak enam seuntai)
-          Septima (sajak tujuh seuntai)
-          Stanza atau octaf (sajak delapan seuntai)
-          Sonata (sajak empat belas seuntai)
-          Sajak bebas, disebut juga sebagai puisi bebas

3.      Puisi Modern
Puisi modern ialah puisi yang berkembang di Indonesia setelah masa penjajahan Belanda.
-          Balada, puisi yang berisi kisah atau cerita
-          Romance, puisi yang berisi luapan perasaan kasih saying terhadap kekasih.
-          Elegi, sajak yang menggambarkan kesedihan, suara sukma yang meratap-ratap, batin yang merintih.
-          Ode, sajak yang berisi pujian dan sanjungan terhadap seseorang yang berjasa besar dalam masyarakat atau pujian sanjungan terhadap pahlawan bangsa.
-          Himne, sajak yang berisi pujaan kepada Tuhan atau sajak keagamaan.
-          Epigram, sajak yang berisi ajaran hidup, semangat perjuangan.
-          Satire, sajak yang berisi kritik atau sindiran yang pedas terhadap kepincangan-pincangan yang terjadi dalam masyarakat.

c.       Macam-macam puisi
-          Puisi naratif
-          Puisi lirik
-          Puisi deskriptif
-          Puisi kamar
-          Puisi auditorium
-          Puisi fisikal
-          Puisi platonic
-          Puisi metafisikal
-          Puisi subjektif
-          Puisi objektif
-          Puisi konkret
-          Puisi diafan
-          Puisi gelap
-          Puisi prismatic
-          Puisi penafsiran
-          Puisi inspiratif
-          Puisi demontrasi
-          Puisi panflet
-          alegori
d.      Tujuan pengajaran puisi
Tujuan pengajaran puisi menurut Rizanur Gani, 1981 dapat dibedakan dalam rumusan-rumusan sebagai berikut:
1.      Membina dan mengembangkan karifan menangkap iyarat-isyarat kehidupan dengan sekurang-kurangnya mencakup: menunjang keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan rasa, karsa dan pembentukan watak.
2.      Mengibahkan pandangan komperehensif tentang cipta budaya nasional: membina anak didik memiliki rasa bangga keyakinan mandiri dan rasa memiliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar