Jumat, 27 Januari 2012

APRESIASI DRAMA

  1. Hakikat Drama

Secara Etimologi (asal usul bentuk kata). Kata drama berasal dari akar kata drau (bahasa Yunani) yang berarti “gerak” atau “perbuatan”. Tontonan drama memang menojolkan percakapan (dialog) dan gerak-gerik para pemain (action) dipanggung.
Drama merupakan karangan yang berbentuk skenario lengkap, semuanya diuraikan secara rinci oleh penulis naskah, seperti unsur-unsur yang dalam karya sastra, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsiknya. Sebelum drama dipertunjukan di atas pentas, teks drama harus dianalisis sehingga gambaran kasar tentang suasan drama dalam naskah tersebut dapat dibayangkan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa, pengajaran apersiasi drama selalu bermula dengan pengajaran membaca naskah. Seperti halnya membaca puisi dan karya fiksi (novel, cerpen), membaca naskah drama merupakan suatu suatu perbuatan kreatif, dalam artian bahwa, perbuatan itu meminta kerja sama imajinatif yang sepenuh-penuhnya untuk untuk menjalin hubungan antara pembaca dengan penulis naskah. Drama meminta kepada pembaca suatu koordinasi pikiran dan perasaan. Pada saat orang membaca drama, ia dapat membayangkan dirinya menjadi aktor, produser, sutradara, perancang pentas, bahkan peñata lampu. Kata-kata yang tercetak dapat mensugesti pembaca untuk meciptakan gerak dan perbuatan, pelaku-pelaku yang berbicara, serta gambaran setting tertentu. Efek visual dari setting pentas harus tercipta dalam imajinasi pembaca, begitu juga mengenai atmosfir mood dan nada peristiwa kehidupannya. Koordinasi pikiran dan perasaan pembaca haruslah kuat karena naskah drama tidak memiliki device yang mengklasifikasi arti seperti yang terdapat dalam novel atau cerpen.
Drama merupakan cermin/pantulan diri dan hidup kita sendiri. Drama sangat penting diajarkan karena dalam pembelajaran drama akan menemukan lebih banyak tentang apa yang dimaksud dengan “menjadi manusia yang mampu berdiri sendiri” (manusia mandiri) sebagai individu karena manusia dalam semua leruwetan dan konflik-konflik hidupnya dapat menyusun pokok masalah utama kehidupannya dari seni drama itu. Drama tidak hanya merupakan pencerminan atau pantulan lingkungan hidup, tetapi juga menolong kita untuk mengatasi masalahnya, untuk mengembangkannya dengan baik-baik,dengan imajinasi dan pengertian mengenai hidup itu sendiri.
Drama dapat dipandang sebagai sarana memanusiakan manusia, terdorong dengan tiba-tiba kearah imajinasi, untuk mengerti, untuk menyadari dan dengan penuh kepastian mengetahui kearah jati diri. Maka tujan tulisan ini adalah akan pengetahuan baru kepada pembaca mengenai dunia drama.
  1. Menurut masanya drama dibedakan al:
  • Drama baru/Modern
Drama modern adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat pada umumnya yang bertemakan kehidupan sehari-hari.

  • Drama lama/Klasik
Drama klasik ialah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan kerajaan atau istana, kehidupan dewa-dewi, dll.

  1. Unsur-unsur yang Membantu dalam Pementasan Drama
  • Babak yaitu bagian dari sebuah lakon drama. Batas antara babak satu dan babak lain ditandai dengan turunnya layar, atau lampu penerang panggung dimatikan sejenak.
  • Adegan yaitu bagian dari lakon drama juga. Sebuah adegan hanya menggambarkan satu suasana yang merupakan bagian dari rangkaian suasana-suasana dalam babak.
  • Prolog yaitu kata pengantar atau pendahuluan sebuah lakon.
  • Dialog yaitu percakapan diantara pelaku/pemain dalam sebuah pementasan.
  • Monolog yaitu percakapan seorang pemain dengan dirinya sendiri.
  • Epilog yaitu kata penutup yang mengakhirisebuah lakon yang biasanya merupakan ikhtisar dari cerita dalam drama tersebut.
  • Mimik yaitu ekspresi air muka para pemain.
  • Pantomim yaitu ekspresi gerak-gerik anggota tubuh untuk menggambarkan emosi yang sesuai dengan jalan ceritanya.

  1. Menurut Isinya Drama dibedakan al:
  • Drama Tragedi yakni, drama yang menggambarkan kesedihan. (pelaku utama, selalu dirundung masalah).
  • Drama Komedi yakni, drama yang menimbulkan kelucuan.
  • Drama Tragedi-Komedi yakni, paduan tragedy dan komedi. Drama yang menggambarkan kelucuan, juga menggambarkan perasaan sedih dan duka.
  • Lelucon yakni, drama yang lucu yang menimbulkan tawa penonton. Tujuan utamanya adalah menghibur dengan isi yang singkat.
  • Drama Melodrama yakni, drama yang dialognya diucapkan dengan iringan melodi/musik.
  • Drama Sendratari yakni, gabungan antara seni drama dan seni tari.

  1. Unsur-unsur Drama
  • Karakter, ini merupakan sumber konflik dan percakapan antar tokoh.
  • Dialog merupakan salan satu unsur vital dalam sebuah pementasan drama.
  • Lattar merupakan bagian dari cerita yang menjelaskan waktu dan kejadian ketika tokoh mengalami peristiwa.
  • Amanat, berupa pesan yang disisipkan pemain melalui konflik dalam suatu cerita.
  • Bahasa merupakan unsur yang paling penting dalam drama.


  1. Unsur-unsur Pementasan Drama
  • Naskah drama yang merupakan bahan pokok pementasan.
  • Sutradara yang bertugas mengkordinasi lalulintas pertunjukan drama.
  • Pemain yang menafsirkan perwatakan tokoh melalui perannya.
  • Panggung yang memungkinkan pemain dapat dilihat oleh penonton.
  • Cahaya/tata lampu, diperlukan untuk memperjelas penglihatan.
  • Tata bunyi yang memegang peranan penting dalam membedakan suasana dalam pementasan drama.
  • Pakaian/kostum, ini digunakan untuk membantu pemain dalam menggambarkan kepribadian wataknya.
  • Tata rias yang dapat menentukan status sosial pemeran.
  • Penonton, dalam setiap pementasan selalu membutuhkan penonton.

  1. Materi Pengajaran Drama
Berdasarkan rumusan tujuan tersebut, materi pelajaran apresiasi drama menurut (Ahmadi, Muksin:1990) dapat berkisar pada hal-hal tersebut:
  • Cara membaca dan menafsirkan naskah drama serta mencari segi-segi yang menyenangkan melalui analisis unsur-unsur dan strukturnya.
  • Identifikasi karya-karya dramatik yang siginifikan sebagai khasanah renungan nilai-nilai.
  • Pengembangan landasan berpikir dan cita rasa dalam seni drama, termasuk film dan televisi.
  • Pembentukan minat bermain drama atau membantu masyarakat atau perkumpulan drama dan teater ditanah air.
  • Pembentukan pengertian dan pengakuan mahasiswa tentang pentingnyha drama dan teater sebagi suatu sumber pengetahuan dan kesadaran tentang masalah orang-orang atau masyarakat.

  1. Strategi Penyampaian Pengajaran Drama

Pengajaran mengapresiasi drama sebenarnya mempunyai dua target yaitu, produksi pementasan dan responsi yang diperoleh dalam menonton pementasan. Materi pengajaran drama secara lebih terperinci dapat dapat dilaksanakan dalam tahap-tahap berikut:

  1. Studi Naskah (menafsirkan gagasan dan emosi pengarang)
  • Membaca diam (silent reading) dilakukan secara klasikal atau individual terjadwal atau terstruktur atau tak terjadwal, kegiatan ini dimaksudkan untuk menangkap atau mencari gagasan atau emosi pengarang dengan perincian penentuan:
  • Pokok persoalan
  • Sikap menulis terhadap pokok persoalan
  • Sikap penulis kepada pembaca
  • Kehendak/cerita penulis
  • Nilai-nilai
  • Membaca mengidentifiksi makna, bentuk, unsur-unsur yang dilakukan dalam diskusi kelompok untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dipadukan oleh guru maupun dosen.
  • Mengidentifikasi latar/setting dan atmosfir cerita
  • Difungsikan menunjang gerak dramatic.
  • Suasana sayu, cerah, gembira, tertekan, khusuk, dll.
  • Identifikasi dialog
  • Penanda watak
  • Penanda tema
  • Penanda fore shadowing
  • Identifikasi Jenis Konflik dan Jenis Lakon
  • Identifiksi Nilai-nilai

  1. Latihan Kearah Teater
Dalam latihan kearah teater, ada beberapa hal yang harus dilakukan al:
  • Membaca nyaring
  • Pengucapan dialog dengan lagu, irama, tekanan dan kesenyapan sesuai dengan fungsi dialog.
  • Pengucapan dialog dengan ragam penggunaan tertentu (idiolek, dialek) dll.
  • Menciptakan setting pentas dengan lagu, irama, tekanan dan kesenyapan sesuia dengan fungsi tiap baris dialog.
  • Latihan berdialog dengan disertai ekpresi suara, mimik dan gerak pendukung.
  • Latihan gerak dan oratori.

Dalam garis besarnya terdapat beberapa penerapan yang harus diterapkan siswa setelah mempelajari drama al:
  • Penjelahan, siswa membaca atau menonton untuk memperoleh pemahaman tentang naskah drama yang diapresiasi lewat pembacaan atau pementasan.
  • Interpretasi, siswa melakukan penafsiran dengan menganalisis unsur-unsur yang membangun naskah drama yang diapresiasi.
  • Rekreasi, dalam langkah ini siswa diminta untuk mengkreasikan kembali hal-hal yang dipahaminya.
  1. Pementasan atau Pertunjukan
Latihan kearah teater berakhir dengan pementasan yang mempertontonkan kemauan gerak serta lingkungan tiap sosok tokoh atau insan lakon.


Daftar Rujukan
Ahmadi, Muksin. 1990. Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa & Apresiasi Sastra. Malang: YA3 Malang.
Tofani, Abi & G.S. Nugroho. 2008. Sari Kata Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Kartika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar